Berempati Pada Orangtua Memuliakan Sang Pencipta
Foto: Sincere Foundation

Berempati Pada Orangtua, Memuliakan Sang Pencipta

Di satu sisi, pilihan fokus mengurus orangtua dan meninggalkan pekerjaan yang telah ditekuninya sekian lama, bukan perkara mudah. Namun, di sisi lain, ada kedamaian hati yang dirasakan Sasyika Arini yang akrab disapa Chika ini.

Berkarir di bidang consulting, pada akhirnya dia berlabuh di ABN Amro milik Belanda. Kala itu, sang ayah menderita sakit dan ibunya harus diopname di rumah sakit. Kondisi demikian, membuat dirinya sempat kelimpungan.

Akhirnya, dengan berat hati Chika memutuskan resign, demi mengurus kedua orangtuanya. “Berat memang kondisi itu. Syukurlah, di tengah perjalanan, saya mendapat pekerjaan freelance, jadi tidak harus ke kantor,” ungkapnya saat ditemui di Kantor Sincere Foundation, beberapa waktu lalu.

Sampai ibunya sembuh, Chika memutuskan tidak bekerja kantoran karena ia khawatir bila terjadi apa-apa dengan orangtuanya. “Sangat sangat menyayangi dan mengasihi mereka. Bagi saya, mereka sangat berarti sekali,” akunya dengan tatapan berkaca-kaca.

Sejak pertengahan 2009, Chika sudah memutuskan work from home (WFH), istilah yang banyak dipakai karyawan sekarang di masa pandemi ini. Hingga sang ayah di panggil Tuhan, tahun 2014, Chika memenuhi janjinya, benar-benar merawat ayahnya hingga akhir hayatnya.

Sementara ibunya, karena jatuh, harus bedridden. Akhirnya, Chika mendapat perawat untuk ibunya dari Kanopi Insan Sejahtera (KIS). Ini juga membuat dirinya tertarik dengan perusahaan penyedia tenaga kesehatan (care giver, home care, dan lainnya). “Kehangatan dan empati dalam bekerja yang ditampilkan para perawat dari KIS, membuat saya kian tenang. Bahkan, saat harus meninggalkan ibu bersama perawat pun, saya tidak ragu,” imbuhnya.

Pada akhirnya, Tuhan lebih sayang pada Sang Ibu dan memanggilnya pulang pada 2019.

Sekian tahun merawat kedua orangtua, bagi Chika adalah sebuah pengalaman yang sangat luar biasa. “Di awal-awal dulu, saya hanya berpikir apa yang menjadi prioritas hidup saya. Sampai akhirnya saya putuskan, merawat kedua orangtua adalah prioritas utama dalam hidup saya,” kata Chika bangga.

Dirinya sadar betul, ketika kecil, kedua orangtua telah berjuang untuk membesarkannya. Dan, ketika tua, saatnyalah ia mengurus kedua orangtuanya. “Saya bersyukur diberi kesempatan mengurus kedua orangtua. Sebuah kesempatan terindah dalam hidup saya,” tukasnya tanpa sanggup menyembunyikan keharuan di rona wajahnya.

Berkat mengalir

Bagi Kikin Sugiarno, Pimpinan PT KIS, pengalaman Chika menjadi bukti nyata bahwa ketika kita memprioritaskan orangtua dalam hidup, maka berkat Tuhan tetap mengalir. “Orangtua adalah wakil Tuhan di dunia ini. Jadi, harus benar-benar diurus, apalagi di masa tuanya,” ucap Kikin.

Dia menambahkan, kebanyakan orang, terutama di kota besar, sulit benar-benar mengurus orangtuanya lantaran pekerjaan dan mobilitas yang tinggi. Karenanya, PT KIS menyiapkan satu tempat khusus yakni, Kanopi Nursing Home (KNH), sebagai tempat ideal bagi para orangtua agar tetap terperhatikan dengan baik. “Kami siapkan perawat khusus, segala kebutuhan para lansia kami perhatikan, dan juga berbagai hal terkait kestabilan kemampuan motorik lansia dan lainnya sangat kami prioritaskan, melalui serangkaian kegiatan-kegiatan yang diikuti para penghuni KNH,” jelasnya.

Kikin berharap, dengan KNH, maka kehidupan para lansia bisa nyaman ditengah kesibukan anak-anak atau keluarga. Tidak hanya oleh PT KIS, KNH juga ditopang oleh Sincere Foundation sebagai yayasan nirlaba, dimana salah satu fungsinya mensupport operasionalisasi KNH, melalui pencarian dana dari pihak ketiga.

“Tentunya partisipasi aktif dari semua pihak yang punya hati dan berempati akan mampu membuat kehidupan para lansia lebih bersinar lagi,” pungkasnya. (RN)